Kamis, 03 Maret 2011

Ancaman Anthrax Daging Sapi Impor

Ancaman Anthrax Daging Sapi Impor
Setelah sempat diguncang oleh isu "sapi gila" (madcow) kembali kita disentakkan
oleh informasi tentang adanya kuman anthrax dalam daging sapi impor eks Australia.
Inilah "ongkos" dari proses globalisasi, sehingga wabah penyakit hewan di ujung
dunia yang satu akan mengancam keamanan konsumen di ujung dunia yang lain.
Anthrax adalah salah satu dari penyakit-penyakit yang paling lama dikenal manusia.
Ia dapat menyerang hewan-hewan berdarah panas termasuk manusia. Penyakit ini
ini termasuk kelompok penyakit zoonosis karena memiliki potensi penularan silang
dari hewan/ternak ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus
anthracis yang ditemukan pertama kali oleh C.J. Davaine pada tahun 1863. Pada
tahun 1876 biakan murni bakteri ini berhasil dikembangkan oleh Robert Koch. Dan
akhirnya Louis Pasteur (1881) sukses mengembangkan vaksin anthrax.
Penularan anthrax pada manusia biasanya melalui produk-produk ternak, seperti
bulu, susu dan daging. Terdapat 2 bentuk serangan anthrax pada manusia. Yang
pertama bentuk eksternal (luar) yang masuk melalui luka atau memar di kulit - ini
biasanya dialami oleh mereka yang menangani daging ternak yang terinfeksi oleh
bakteri anthrax. Bagian kulit yang tertular akan membengkak dan bernanah dan
cenderung tak meluas, namun tak tertutup kemungkinan menyebar sampai ke
peredaran darah sehingga menimbulkan demam. Bentuk kedua terjadi karena
masuknya spora bakteri anthrax yang terkandung dalam produk ternak ke dalam
saluran pernafasan dan pencernaan. Akibatnya terjadi perdarahan pada organ
pernafasan dan pencernaan.
Penyakit ini memiliki daya bunuh yang dahsyat, 20% dari orang yang tertular
memiliki risiko kematian. Maka tak mengherankan jika ia sering dipakai sebagai
senjata biologis. Meskipun sempat dirahasiakan selama 5 tahun, suatu kecelakaan
terlepasnya earosol yang mengandung kuman anthrax di pusat industri senjata
biologi Sverdlovsk di Uni Sovyet (waktu itu) pada tahun 1976 telah menewaskan
sedikitnya 66 orang.

Untuk menanggulangi penyakit ini, para pekerja di Rumah Pemotongan Hewan dan
para penjual daging harus dilindungi dengan pemberian vaksinasi secara periodik.
Selain itu pemeriksaan terhadap keberadaan kuman anthrax dalam produk ternak
harus dijalankan secara teratur dan teliti, sehingga konsumen dapat dilindungi
keamanannya. Langkah pemantauan yang lebih ketat harus diberlakukan terhadap
produk impor, karena kita bagaimanapun juga data kita tentang wabah di "sono"
pasti lebih terbatas dibandingkan data wabah lokal - yang umumnya dapat
diantisipasi. (BW)
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Seri Iptek Pangan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi & Kemanan
Pangan, Jurusan Teknologi Pangan - Unika Soegijapranata, Semarang
Editor : Budi Widianarko, A. Rika Pratiwi, Ch. Retna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar